Saturday, May 7, 2016

Dia, Ruangan Gelap dan Cahaya


"Kamu siapa?" Suaraku bergetar saat sesosok siluet muncul di depan pintu. Mataku menyipit untuk bisa melihat dengan jelas, siapakah dia? Namun suasana yang gelap tidak mendukung sama-sekali. Dia maju perlahan menghampiriku membuat jantungku terus berdentum dengan keras.
"Kamu siapa?" Ulangku sambil mataku lekat menatap pergerakannya. 
"Aku?" Suara tegas itu menggema di dalam ruangan yang gelap. Dia berhenti berjalan. Aku merasakan matanya menatapku dengan lekat pula. Ada getar hangat menjalar dihatiku yang dingin. Ada rasa nyaman saat suara itu menggetarkan gendang telingaku.
"Kamu siapa?" Ucapku lagi dan kemudian airmataku luruh membasahi pipiku. Aku menangis sesenggukan tanpa alasan yang jelas. Rasa takut yang sejak tadi menyayat hatiku kini perlahan sirna. Mungkin terasa bodoh tapi hanya dengan suaranya saja aku merasa aman.
"Ikutlah denganku" Ucapnya kemudian yang justru membuat aku menangis kencang.
Cahaya, aku melihat cahaya dibalik punggungnya. Kegelapan yang selama ini menjadi temanku kini berubah menjadi hal yang ingin aku tinggalkan. 
Dia, sosok yang muncul dalam dunia gelapku tiba-tiba merubah arahku. Aku yang terbiasa nyaman dengan kegelapan kini merasa resah. Entah dorongan dari mana aku ingin bangkit, aku ingin mengikutinya, keluar dari ruang gelap ini. 
Dia, entah siapa dia. Tapi keyakinanku terus menguat bahwa dia dan hanya dia yang bisa mengantarkanku keluar melewati pintu ini. 
Disana, dibalik pintu itu ada cahaya menyilaukan yang menunggu untuk kudatangi. Selama ini aku takut untuk keluar namun kali ini bersama dia aku yakin. Yakin bahwa semua akan baik-baik saja.
Dia, entah siapa dia. Tapi aku yakin bersamanya, aku akan bisa berjalan menuju cahaya.



*Ps : prolog pendek made dalam 5menit. Entah ini apa, ya udah, gitu aja... hahaha. Typos bertebaran karena I'm Typoers :v

-Hoshiora-
07.05.2016
Continue reading Dia, Ruangan Gelap dan Cahaya